BANGTEKNO.COM - Pada abad ke-8 terdapat seorang tokoh Muslim yang dijuluki sebagai bapak kimia Arab dan salah pendiri farmasi modern. Dia a...
BANGTEKNO.COM - Pada abad ke-8 terdapat seorang tokoh Muslim yang dijuluki sebagai bapak kimia Arab dan salah pendiri farmasi modern. Dia adalah Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan Al-Azdi atau dikenal oleh orang Eropa sebagai Geber.
Jabir Ibnu Hayyan lahir di kota Tus di provinsi Khorasan di Iran pada tahun 721 Masehi. Ayahnya merupakan seorang 'Attar' (apoteker) dari suku Azd Arab di Yaman, yang tinggal di kota Kufah di Irak selama pemerintahan Bani Umayyah.
Melansir NCBI, Jabir Ibnu Hayyan menempuh pendidikan di Yaman, di bawah asuhan Harbi Al-Himyari. Dia juga menjadi murid Imam Jafar Al-Sadiq. Selama hidup, Jabir Ibnu Hayyan belajar kimia (alkimia), farmasi, filsafat, astronomi, dan kedokteran.
Beberapa pihak menyatakan bahwa Jabir Ibnu Hayyan adalah seorang penulis produktif karena mengarang 300 buku tentang filsafat, 1.300 buku tentang peralatan mekanik, dan ratusan buku tentang alkimia.
Beberapa karya Jabir Ibnu Hayyan yang terkenal adalah Kitab al-Rahma al-Kabir; Kutub al-Mi'a wa al-Ithna 'Ashara; Kitab al-Sabe'en; Kutub al-Mawâzîn; dan Kitab al-Khams Mi'a. Sebagian besar buku-buku itu diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada Abad Pertengahan.
Buku-bukunya tentang kimia, misalnya Kitab-al-Kimya dan Kitab Al Sabe'en telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan berbagai bahasa Eropa. Terjemahan itu populer di Eropa selama beberapa abad dan telah mempengaruhi evolusi kimia modern.
Kemudian, Jabir Ibnu Hayyan dikaitkan dengan pengenalan metodologi eksperimental ke dalam alkimia dan penemuan beberapa proses kimia yang digunakan dalam kimia modern.
Misalnya, kristalisasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan, sintesis asam (asam klorida, nitrat sitrat, asam asetat dan tartarat), dan distilasi menggunakan alembic (Anbaiq).
Prestasi lainnya termasuk pengolahan berbagai logam, pengembangan baja, pewarnaan kain dan penyamakan kulit, pernis kain tahan air, penggunaan mangan dioksida dalam pembuatan kaca, pencegahan karat, dan identifikasi cat dan gemuk. Dia juga mengembangkan aqua regia untuk melarutkan emas.
Jabir Ibnu Hayyan membuat tiga kategori untuk unsur alam, yakni 'roh', yang menguap saat dipanaskan; 'logam' seperti emas, perak, timah, besi dan tembaga; dan 'batu' yang bisa diubah menjadi bubuk. Nomenklatur ini bisa mewakili awal dari klasifikasi elemen yang lebih baru.
Meskipun alkimia kuno berkaitan dengan pengolahan logam mulia, Jabir mendedikasikan karyanya untuk pengembangan metode kimia dasar menggunakan eksperimen dan studi reaksi kimia dan prinsip-prinsipnya, sehingga membuka jalan untuk mengubah kimia dari alam mitos dan legenda menjadi disiplin ilmiah.
Melansir Encyclopedia, Jabir Ibnu Hayyan mampu merubah suatu pandangan takhayul dan ke ranah sains. Dia menekankan eksperimen, observasi, dan metode yang dapat direproduksi untuk menghasilkan reaksi tertentu, misalnya ketika menemukan arsenik, belerang, dan merkuri.
Selain penemuannya tentang bahan kimia tertentu, yang meliputi asam nitrat, hidroklorik, sitrat, dan tartarat, Jabir juga berkontribusi pada pengetahuan tentang distilasi, sublimasi, kristalisasi, kalsinasi, dan penguapan.
Dia juga menemukan fakta bahwa memanaskan logam dapat menambah bobotnya. Dia juga menemukan alembic, bejana yang digunakan dalam distilasi. Dia juga orang pertama yang menggunakan mangan dioksida untuk membuat kaca, dan mengembangkan aqua regia sebagai alat untuk melarutkan emas.
Jabir Ibnu Hayyan diketahui sempat menjadi alkemis istana pada masa pemerintahan Khalifah Haroun Al-Rashid dan merupakan seorang dokter yang bekerja untuk para menterinya (wazir), Barmakids.
Jabir Ibnu Hayyan meninggal pada usia 94 tahun pada 815 M di Kufah.
Tidak ada komentar